TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Kericuhan terjadi sesaat sebelum sidang Paripuna DPRD Bali, Selasa (14/5/2019).
Anggota DPRD Bali dari fraksi PDIP, Dewa Nyoman Rai, memukul rekan satu partai, Kadek Diana, sesaat sebelum sidang paripurna berlangsung.
Kadek Diana yang adalah Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali pun langsung melaporkan kasus pemukulan oleh sesama kader PDIP itu ke Polda Bali.
Dalam kasus itu, Dewa Rai melepaskan dua pukulan ke wajah Kadek Diana. Akibatnya, Kadek Diana dilarikan ke Rumah Sakit Bali Mandara lantaran pelipisnya berdarah.
Dari penuturan seorang anggota DPRD Bali, kasus pemukulan sesama anggota Fraksi PDIP ini terjadi sesaat sebelum dimulainya sidang yang akan membahas pendapat Gubernur mengenai Raperda tentang Sistem Pertanian Organik dan Raperda tentang Perubahan Ketiga Atas Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Ketika itu, sekitar pukul 09.30 Wita, Kadek Diana bersama sejumlah anggota dewan sedang berbincang ringan di pintu utama Ruang Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali.
Beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dari Pemprov Bali juga tampak mengobrol sambil menunggu dimulainya Rapat Paripurna DPRD.
Di tengah-tengah situasi tenang itu, Dewa Nyoman Rai yang baru saja datang di lokasi, langsung menghampiri Kadek Diana.
Sejurus berselang, Dewa Rai yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bali langsung memukul Kadek Diana di bagian wajah.
Pelipis kiri Kadek Diana terluka dan mengeluarkan darah segar.
"Itu terjadi sebelum dilakukan sidang, pas lagi absen, Pak Dewa Rai waktu itu menyapa saya, tapi tumben dia ngajak salaman saya pakai tangan kiri, tangan kanannya ditaruh di saku. Lalu dia langsung loncat begitu lihat Pak Kadek Diana, langsung terjadi kejadian (pemukulan) itu," ujar anggota dewan yang meminta namanya tak ditulis ini.
Sontak para anggota dewan lain langsung mencoba melerai keduanya dengan memegang Dewa Rai dan Kadek Diana.
Baca: TERPOPULER - Nilai Tinggi di UTBK SBMPTN Masih Belum aman, Simak Skor Ideal untuk Lolos
Lalu, Kadek Diana dibawa oleh Ketua Komisi III, Nengah Tamba, ke Rumah Sakit Bali Mandara sedangkan Dewa Rai langsung meninggalkan gedung dewan.
Sebuah video rekaman CCTV memperlihatkan aksi pencurian jam tangan di Jalan Gatot Subroto, Medan, viral di media sosial.
Kronologi Pemukulan Anggota DPRD Bali Sesama Fraksi PDIP, Dewa Rai 2 Kali Pukuli Kadek Diana
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Agenda Sidang Paripuna DPRD Bali, Selasa (14/5), berubah menjadi kericuhan.
Penyulutnya, anggota Fraksi PDIP Bali, Dewa Nyoman Rai, tiba-tiba memukul Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, Kadek Diana.
Dua kali Dewa Rai memberi Kadek Diana bogem mentah hingga pelipisnya berdarah dan dilarikan ke Rumah Sakit Bali Mandara.
Baca: UPDATE Kasus Eggi Sudjana: Ancaman Hukuman Seumur Hidup & Resmi Ditahan, Berikut Penjelasan Polri
Baca: TERBARU : HASIL Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo Data Masuk 4 Wilayah 100%, Rabu 15 Mei
Diana kemudian melaporkan kasus pemukulan ini ke Polda Bali.
Dari penuturan seorang anggota DPRD Bali, kasus pemukulan sesama anggota Fraksi PDIP ini terjadi sesaat sebelum dimulainya sidang yang akan membahas pendapat Gubernur mengenai Raperda tentang Sistem Pertanian Organik dan Raperda tentang Perubahan Ketiga Atas Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Ketika itu, sekitar pukul 09.30 Wita, Kadek Diana bersama sejumlah anggota dewan sedang berbincang ringan di pintu utama Ruang Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali.
Baca: Live Indosiar - Jadwal Siaran Langsung Liga 1 2019 PSS Sleman vs Arema FC, Tonton di HP
Beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dari Pemprov Bali juga tampak mengobrol sambil menunggu dimulainya Rapat Paripurna DPRD.
Di tengah-tengah situasi tenang tersebut, Dewa Nyoman Rai yang baru saja datang di lokasi, langsung menghampiri Kadek Diana.
Baca: Prabowo Tolak Penghitungan Suara hingga KPU Tantang BPN Adu Data & Tanggapan TKN
Sejurus berselang, Dewa Rai yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bali langsung memukul Kadek Diana pada bagian wajah.
Pelipis kiri Kadek Diana terluka dan mengeluarkan darah segar.
BACA SELENGKAPNYA >>>
Saturday, 14 December 2024
TRIBUNPALU.COM - Viral di Media Sosial, anggota DPRD Sumut dari fraksi PDIP Sumut ketahuan maling jam tam tangan milik karyawan toko.
Kejadian itu terjadi di salah satu toko elektronik di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Kamis (30/3/2023) lalu.
Kasus anggota DPRD Sumut mencuri jam tangan karyawan toko berinisial AST. Kini ia sudah dilaporkan ke Polsek Medan Baru.
Kapolsek Medan Baru Kompol Ginanjar Fitriadi pihaknya memang sempat menerima laporan dari korban bernama Novi.
"Jadi kami mendapatkan laporan pada hari Sabtu, sebenarnya kejadiannya itu pada hari Kamis," kata Kapolsek Medan Baru Kompol Ginanjar, Senin (3/4/2023).
"Namun, dilaporkan pada hari Sabtu, ada kejadian pencurian di salah satu toko handphone," sambungnya.
Ia menyampaikan, setelah menerima laporan dari korban pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi termasuk terlapor.
"Jadi setelah mendapatkan laporan, tadi kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lalu pada hari ini juga terlapor kita mintai keterangan," sebutnya.
Lalu, Ginanjar mengungkapkan usai dilakukan pemeriksaan akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai.
Terlapor juga telah mengembalikan jam tangan yang dicurinya itu kepada korban.
"Mereka melakukan perdamaian dan mencabut laporan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap terlapor, pelaku mengaku mencuri jam tersebut karena khilaf.
"Jadi alasan dari pelaku, pelaku hilaf pada saat di toko handphone tersebut, lalu mengambil jam dari pada korban. Pelaku berinisial AS," bebernya.
Sebelumnya, seorang pria terekam kamera pengawas CCTV, diduga mencuri sebuah jam tangan milik karyawan toko.
Jl. Ipda Tut Harsono No.43 Yogyakarta 55165 Telp. (0274) 540650 Fax. (0274) 540651 Email : [email protected]
black white green blue red orange yellow navi
- Pelantikan dan pengambilan sumpah 50 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kota
periode 2019-2024 digelar hari ini. Dari 50 anggota, kursi terbanyak dipegang oleh PDIP dan Gerindra.
Sidang paripurna pelantikan ini dipimpin Henry Jhon Hutagalung, Ketua DPRD Medan periode 2014-2019. Sejumlah wakil ketua, antara lain Ihwan Ritonga dan Nanda Ramli, ikut mendampingi.
Sebelum pelantikan dilakukan, surat keputusan tentang pemberhentian
periode 2014-2019 dan pengangkatan anggota DPRD Medan 2019-2024 dibacakan oleh Sekretaris DPRD Medan Abdul Aziz. Kemudian, satu per satu nama anggota Dewan yang dilantik berdasarkan surat keputusan (SK) Gubernur Sumut dipanggil. Setelah itu, dilakukan pengambilan sumpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk periode 2019-2024, rincian kursi terbanyak adalah PDIP dan Gerindra masing-masing 10 anggota. Kemudian PKS 7 kursi, PAN 6, masing-masing 4 kursi untuk NasDem, Golkar, dan Demokrat. Lalu Hanura dan PSI mendapat 2 kursi dan PPP 1 kursi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemilihan pimpinan sementara. Hasyim Wijaya dari PDIP terpilih sebagai Ketua dan Ihwan Ritonga dari Partai Gerindra menjadi wakil.
Setelah ditetapkan, Hasyim Wijaya langsung mengambil alih sidang paripurna pelantikan anggota DPRD Medan periode 2019-2024.
"Terima kasih atas perhatiannya. Pelantikan berjalan lancar dan aman," ujar Hasyim, Senin (16/9/2019) di Gedung DPRD Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis.
Hasyim berharap kinerja seluruh anggota DPRD Kota Medan periode 2019-2024 lebih baik lagi ke depan. "Semoga kinerja anggota Dewan saat ini bisa lebih baik," tandasnya.
Dapil Kota Medan 4 (9 orang)
Politikus PDIP itu membantah sedang bermain gim judi online slot. Cinta Mega mengaku saat itu sedang bermain Candy Crush, itu pun tidak dimainkan.
"Enggaklah, itu kan Candy Crush. Saya taruh di meja bukan dimainin. Tolong ya, kan enggak dimainin," kata Cinta Mega berkilah.
Cinta Mega menyebut hanya main gim Candy Crush sebelum rapat paripurna dimulai. Apalagi, kata dia, rapat paripurna kerap molor dari jadwal.
"Kan nunggunya lama, bosan dari jam 1, setengah 3 mulai. Tolong ya jangan tambah masalah buat saya," kata Cinta Mega.
Pengakuan Cinta Mega dibantah mentah-mentah para mantan pemain judi online. Salah satunya Johan.
Johan memastikan yang dimainkan Cinta Mega adalah game slot yang kerap ia mainkan dulu. Bahkan, ia mengaku sudah untung kurang lebih Rp3 juta dari judi online ini. Namun, kini ia mengaku sudah berhenti karena bosan.
"Bisa saja anggota dewan ngelesnya. Itu jelas judi slot," kata Johan di Jakarta, Jumat, (21/7/2023).
Johan menceritakan sebenarnya game slot hanya merugikan pemain. Karena sistemnya tidak transparan dan cenderung mengarah pada scam.
"Slot itu judi yang tersistem udah pasti merugikan player-nya," kata Johan.
Kecewa, Duit Rakyat Buat Main Judi
Ia pun mengaku kecewa dengan perilaku anggota Fraksi PDIP Cinta Mega yang justru bermain gim judi saat rapat paripurna. Anggota DPRD yang seharusnya bekerja maksimal untuk rakyat karena dibayar dari pajak, tapi justru perilakunya sangat buruk.
"Kecewa banget sih ya, ternyata duit pajak kita dipakai buat main judi slot. Pantesan aja pembangunan terhambat," kata Johan.
Senada mantan pemain slot lainnya, Silvia. Dia juga sangat yakin apa yang dimainkan Cinta Mega adalah game slot.
"Slot banget itu. Sebagai pemain yang rajin depo, di sejumlah situs slot, saya yakin yang dimainkan ibu itu slot. Itu kayak petir Zeus pecahnya, beda sama Candy Crush," ujar Silvia.
Silvia mengaku bingung mengapa sampai seorang anggota DPRD bermain game slot.
"Wakil rakyat nyari sampingannya di slot, kurang emang duit rakyat?" katanya sembari tertawa.
Silvia juga turut menceritakan pengalamannya bermain slot. Kata dia, apabila sedang memang sangat menggiurkan. Tetapi bila sedang kurang beruntung uang mudah lenyap begitu saja.
"Pengalamannya happy banget kalau lagi gacor, bisa dapet Rp5 juta. Tapi kalau lagi apek, ampun bisa belangsak bang. Duit habis buat slot doang. Depo terus enggak withdraw," jelasnya.
Reporter: Lydia Fransisca